Senin, 31 Mei 2010

GIARDIA


GIARDIA
Spesies dari genus ini menyebabkan giardiasis, merupakan penyakit yang lebih dikenal terjadi pada manusia dengan salah satu gejala klinis diare, tetapi penyakit ini juga dapat menyebabkan diare pada hewan. Parasit ini dapat menyebar secara luas, sering ditemukan pada induk semang yang sehat. Infeksi silang dari induk semang dapat terjadi. Diperkirakan giardiasis adalah suatu kejadian zoonosis.


GIARDIA LAMBLIA

Giardia lamblia ini ditemukan di dalam usus halus dan kadang-kadang dalam kolon manusia. Juga telah ditemukan pada kera dan babi. Secara percobaan dapat ditularkan pada tikus-tikus di laboratorium (Haiba, 1965). Parasit ini lebih lazim terdapat pada anak-anak dan dianggap Flagellata yang paling umum pada manusia.

Parasit ini sudah diidentifikasi oleh Leewenhoek pada tahun 1681, dengan menggunakan mikroskop konvensional; dia menemukannya saat memeriksa tinja encer dari seorang penderita diare. Parasit ini ditemukan di semua negara di dunia. Penularan dimulai dari menelan parasit dalam bentuk kista. Dinding kista yang tebal akan pecah terkena asam lambung, dan keluarlah bentuk tropozoit Bentuk tropozoit segera membelah dua, dan bergerombol dengan parasit lain di daerah usus halus, yang kemudian mulai menimbulkan gejala gangguan saluran cerna. Bentuk tropozoit ini mirip buah pear yang dibelah dan mempunyai sepasang cambuk (flagella) untuk membantu bergerak dan berenang bebas di dalam lumen usus. Bentuk tropozoit ini kontak dengan cairan empedu, mengubah campuran makanan dan enzim pencernaan, Kemudian mulai menembus lapisan selaput lendir usus, sambil terus membelah memperbanyak diri sampai bertahun tahun.

Bentuk tropozoit ada yang mati karena enzim pencernaan dan ada yang berubah menjadi bentuk kista berdinding tebal dan keras. Yang ikut aliran cairan usus, akan ikut keluar bersama kotoran, mencemari air sungai, air danau, air selokan, atau mata air di pegunungan. Parasit G. lamblia mencemari air permukaan, bersama-sama
• Virus Hepatitis A, menyebabkan sakit kuning (hepatitis)
• Kuman Salmonella menyebabkan penyakit demam tipus,
• Kuman Campilobacter menyebabkan diare pada manusia yang tertular melalui konsumsi daging babi, atau susu mentah.
Sanitasi air minum perlu diperhatikan untuk menghindari penularan parasit, virus dan kuman penyebab penyakit tersebut.


Morfologi
Giardia lamblia berbentuk seperti buah pir sampai elips dan bilateral simetris. Bagian depan membulat serta pada bagian belakang meruncing. Sisi dorsal cembung dan sisi ventral cekung dengan cakram penghisap “sucker disk” yang besar pada setengah bagian depan atau seperti sebuah raket tenis tanpa pegangan dan memiliki penampilan seperti wajah yang lucu (Soulsby, 1982; Smyth, 1981). Giardia memiliki dua inti, dua aksostil, delapan flagella yang tersusun dalam empat pasang, dan sepasang nukleolus yang tampak hitam dan terdapat pada bagian median. Kista Giardia mempunyai dinding tebal dan oval dengan panjang 8-14 mikron, rata-rata 10 mikron. Kista masak mengandung empat inti.




Siklus Hidup


Giardia mempunyai habitat pada saluran pencernaan dari induk semang. Pada umumnya berada pada usus halus yaitu duodenum, jejenum, dan bagian atas dari ileum, kadang-kadang dapat ditemukan pula dalam saluran empedu dan kantong empedu. Protozoa ini tinggal melekat pada permukaan sel epitel usus dengan cakram penghisap. Organisme bergerak dengan flagella bahkan bisa melawan arus peristaltik usus.
Bentuk troposozit memperbanyak diri dengan pembelahan secara memanjang dan terjadi dalam usus halus. Protozoa ini mengambil makanan dari sel usus halus tetapi dapat juga mengambil makanan dengan melisis sel epitel tempat dimana organisme menghisap. Kehadiran parasit ini menyebabkan usus halus menghasilkan eksudat kataral. Toksin yang dihasilkan akan bercampur dengan makanan dalam usus halus dan menyebabkan kerusakan bahan makanan yang akan diserap oeh tubuh. Giardia dengan pergerakan flagella juga menyerap lemak dan beberapa zat makanan terutama vitamin A, akibatnya penderita mengalami defisiensi vitamin A dan juga penurunan berat badan. Bila kantong empedu yang terinfeksi, maka dapat terjadi penyakit kuning dan kulit. Bentuk kista dapat keluar bersama tinja yang mengalami diare, dan kadang-kadang dapat ditemukan bentuk trofozoit. Penularan giardiasis terjadi melalui kontak langsung dengan kista dalam makanan, minuman, tangan atau pakaian yang terkontaminasi.

Patogenesis
Ada perbedaan pendapat mengenai arti G. lamblia pada manusia. Mungkin kebanyakan infeksi itu tidak memperlihatkan gejala, tetapi pada beberap infeksi, terutama pada anak-anak ada hubungan dengan diare yang subakut sampai menahun dan ransangan duodenum yang disertai dengan produksi lendir yang berlebih-lebihan. Suatu peninjauan kembali terhadap patogenitas G. lamblia, Pizzi (1957), menyatakan bahwa metabolisme lemak yang terganggu dapat menghasilkan kekurangan akan vitamin-vitamin yang dapat larut di dalam lemak. Tidak ada bukti G. lamblia mempunyai arti patogen pada kera dan babi.

Gejala Klinis
Umumnya penderita mencret, kejang perut, kembung, mual, tinja buyar, berlemak, berat badan turun, badan lemah. Infeksi parasit G. lamblia, bervariasi mulai dari tanpa keluhan sampai diare yang berat gangguan penyerapan, hingga pertumbuhan anak terhambat. Gejala giardiasis akut, biasanya berlalu dalam 1 minggu, dapat berlanjut menjadi khronis dengan gejala gangguan pencernaan dan penyerapan makanan menyebabkan penurunan berat badan, dan dehidrasi.
Anak-anak lebih sering menderita enteritis yang akut atau kronis dari pada orang dewasa. Infeksi pada anak-anak menghasilkan berbagai efek, nulai dari tanpa tanda-tanda yang bersifat kronis dan enteritis subakut. Juga termasuk pada tanda-tanda giardiasis ialah anoreksia, nausea, muntah, pusing, sakit kepala, sakit ulu hati, diare berselang-seling dengan konstipasi, kekurusan, dan anemia. Rasa sakit perut adalah tanda-tanda yang sering terjadi di daerah epigastrium dan kurang di daerah abdomen yang lebih bawah. Eeosinofilia 4 sampai 13 % pada penderita.

Diagnosis
Diagnosa Giardiasis hanya dapat ditegakkan melalui pemeriksaan tinja. Kecurigaan pada Giardiasis, terutama diarahkan pada penderita yang mengalami diare, apalagi jika disokong oleh epidemiologi dan dengan adanya gejala klinik lain. Pada diare karena Giardia, biasanya tinja tidak berbau, disertai perut kembung, banyak buang angin, kramp usus dan pada pemeriksaan fisik, ditemukan perut kembung, bising usus yang berlebihan serta keluhan nyeri menyeluruh pada pemeriksaan raba (palpasi) perut.
Diagnosa dapat di buat dengan menemukan kista dalam tinja padat dan bentuk trofozoit dan kista dalam tinja encer. G. lamblia dapat dibedakan dari protozoa usus lainnya karena morfologinya khas dalam sediaan air garam, jodium, dan pewarnaan. Untuk menunjukkan kista Giardia dapat menggunakan teknik pengapungan dengan memakai larutan seng sulfat yang mempunyai berat jenis 1,8 dan kemudian meneteskan sedikit larutan Lugol-Jodine untuk mewarnai organismenya. Kista terlihat jelas dengan sitoplasma terpusat pada salah satu sisi dan ini dapat membantu untuk membedakan Giardia dari ookista Coccidia yang berukuran kecil (Callow, 1984).

Pengobatan
Obat yang paling sering digunakan dan merupakan obat pilihan kuinakrin yang aman dan efektif. Semua infeksi diobati secara rutin dengan dosis sebagai berikut, dewasa 100 mg tiga kali sehari dalam 5 hari, anak-anak 8 mg/kg sehari selama 5 hari. Dosis maksimal untuk orang dewasa sehari adalah 300 mg.
Pengobatan dengan metronidazol adalah sebagai berikut: dewasa, 250 mg dua kali sehari dalam 5 hari; anak-anak umur kurang dari dua tahun, 125 mg sehari selam 5 hari; umur 2-4 tahun, 250 mg sehari selama 5 hari, umur 4-8 tahun, 375 mg sehari selama 5 hari; dan umur lebih dari 9 tahun, 500 mg sehari selama 5 hari.
Kuinakrin per-oral (melalui mulut) sangat efektif untuk giardiasis. Tetapi obat ini bisa menimbulkan gangguan saluran pencernaan dan tingkah laku yang abnormal(jarang). Metronidazol juga efektif dan menimbulkan efek samping yang lebih sedikit, tetapi belum disahkan sebagai perngobatan untuk giardiasis oleh FDA. Furazolidon sebetulnya tidak seefektif kuinakrin atau metronidazol, tetapi karena tersedia dalam bentuk sirup, mudah diberikan untuk anak-anak.
Untuk wanita hamil bisa diberikan paromimosin, tetapi hanya jika gejalanya berat.

Pencegahan
Pencegahan terhadap Giardiasis dapat dilakukan dengan cara meningkatkan sanitasi. Memasak air dan merebus makanan sampai matang adalah satu usaha yang dapat dilakukan sebagai pencegahan, karena giardiasis di tularkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh kista Giardia.

Daftar pustaka
Giardiasis, NSW Health, http://www.health.nsw.gov.au
Andrian. Novan. 2008. Tugas Penyakit Parasitik.fkh.usk.banda aceh
http://www.indonesiaindonesia.com/f/11321-giardiasis/
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/09_152_Giardiasis.pdf/09_152_Giardiasis.html


di post oleh











Novan Andrian. S. Kh

Tidak ada komentar: